New On Air Schedule Coming Soon
Select time for
Penulis: Caroline Widyasmara, Bhatari Adinda Marsalita, Monika Teguh, Gabriela Laras Dewi Swastika
Kota Padang seringkali dikenal sebagai kota yang memiliki budaya serta adat yang tinggi (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah), ternyata justru memiliki angka tingkat prostitusi yang tinggi seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Pada Kamis, 15 Juli 2021 seminar virtual yang berjudul Seminar Nasional Media dan Budaya Seksualitas dengan pembicara Dr. Elva Ronaring Roem, M.Si menyampaikan bahwa angka tingkat prostitusi dapat mencapai angka yang tinggi karena disebabkan oleh beberapa macam hal seperti himpitan ekonomi, keluarga yang broken home, tuntutan Pergaulan atau life style, keinginan untuk punya status sosial yang lebih tinggi, kebiasaan atau basic need hingga juga rasa sakit dan dendam.
Dr. Elva Ronaring Roem M.Si menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi ini dapat ditinjau dari beberapa hal yaitu:
Teori ini menjelaskan sebuah fenomenologi sebagai teori yang menekankan esensi pengalaman. Schutz membedakan 2 motif yaitu motif in order to dan motif because. Motif in order to ini motif yang dijadikan pijakan oleh sesorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan mencapai hasil, sedangkan motif because merupakan motif yang melihat kebelakang (Dalam Kuswarno 2009).
Goffman (1959) mengemukakan bahwa dalam dunia, performa perlu dibedakan atas dua
panggung, yakni Front stage (panggung depan) dan Back Stage (panggung belakang).
Pelacuran yang muncul di kota Padang sendiri yang menjadi fokus kali ini terdapat 3 tingkatan yang dibedakan melalui kategorisasi simbol. Terdapat kategori PSK kelas atas, PSK kelas menengah dan juga PSK kelas bawah. Kategori - kategori tersebut dapat dibedakan melalui beberapa ciri yang bisa dilihat secara langsung seperti cara berpakaian, cara bertutur, sikap dan lain lain yang bisa dengan mudah dibedakan dan dikelompokan sesuai dengan kategorinya.
Kehadiran media bagi PSK sangat berperan besar dalam alur komunikasi mereka. PSK memanfaatkan media sosial sebagai peluang untuk mencari pelanggan dengan cara menampilkan konten diri mereka. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, para PSK ini juga memiliki cara dan pengalaman yang berbeda-beda berdasarkan tingkat PSK. Dalam berkomunikasi dengan sesama PSK, kelas atas berinteraksi dengan layaknya sahabat, tidak peduli namun tetap bersaing, sama seperti PSK kelas menengah. Sedangkan PSK kelas bawah diremehkan oleh sesama PSK. Mereka pun juga dapat berperan sebagai penolong bagi mucikari.
Selain hubungan antara sesama PSK dan mucikari, hal menarik lain dari menjadi PSK yaitu mereka menerima perlakuan khusus dari para pelanggannya. PSK kelas atas tentunya memiliki banyak diperlakukan istimewa oleh para pelanggannya seperti ingin dinikahi, diajak liburan dan belanja ke luar negeri atau bahkan diselingkuhi. Biasanya mereka disebut ‘pecun, perek, ayam kampus, atau grepeng’. PSK kelas menengah biasanya hanya ingin dijadikan pacar dan memiliki sebutan ‘cewek panggilan, wanita liar, atau jablay’, sedangkan PSK kelas bawah tidak hanya disakiti namun juga dibayar murah dan sering disebut dengan bahasa daerah ‘Poyok, anai-anai, Sargod atau Cega’
Di balik cara komunikasi mereka kepada sesama PSK, cara mereka melayani pelanggan hingga menerima perlakuan spesial dari pelanggannya merefleksikan bahwa mereka tentunya memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Di depan pelanggan, mereka berpenampilan maksimal, memiliki gerakan tubuh hingga ekspresi wajah tersendiri karena itu adalah ‘panggung’ mereka. Di samping itu, sebagai seorang manusia biasa, mereka juga memiliki tempat untuk dirinya sendiri ketika merasa rapuh, tersakiti dan hanya membutuhkan Tuhan sebagai tempat bersandar dan mengadu nasib. Sementara, ketika bersosialisasi dengan orang di lingkungan sekitar tempat tinggal, mereka cenderung tak banyak bicara dan berpakaian sederhana, menampilkan sifat sesuai karakter mereka masing-masing. Dalam pertemanan, mereka hanya memilih teman yang bermanfaat untuk diri mereka dan menerima mereka.
Walaupun kasus penelitian kehidupan PSK ini tak mudah untuk dipahami banyak orang, setidaknya yang kita dapat mengerti adalah penelitian akan menciptakan pengetahuan dan pengalaman baru dalam pencarian data mengenai beragam lika-liku kehidupan masyarakat.
Log in Sign up