New On Air Schedule Coming Soon
Select time for
[Oleh: Monika Teguh. S.Sos., M.Med.Kom.]
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terhindar dari praktik berkomunikasi. Namun karena sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup, banyak orang menjadi salah paham mengenai praktik-praktik komunikasi itu sendiri, sehingga menimbulkan banyak mitos dalam dunia komunikasi. Menanggapi hal ini, siswa-siswi Sekolah Citra Berkat dalam kegiatan Communication for L[y]fe mempelajari fakta dan mitos komunikasi bersama-sama dengan Monika Teguh, S.Sos., M.Med.Kom., dosen FIKOM Universitas Ciputra.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 5 September 2019 ini, para siswa-siswi mencoba menebak beberapa pernyataan yang dilontarkan oleh dosen FIKOM, termasuk kedalam mitos atau fakta. Pernyataan pertama adalah berkomunikasi itu mudah. Hal ini sering terjadi dalam pemikiran banyak orang, bahwa berkomunikasi itu mudah dan otomatis. Semua orang tentunya dapat berkomunikasi tanpa perlu bersusah payah mempelajarinya bukan? Namun pernyataan ini terbantahkan dan termasuk kedalam mitos komunikasi. Komunikasi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, ada banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi berjalannya komunikasi baik itu persepsi, semantik, field of experiences dan frame of references. Hal-hal tersebut membuat berkomunikasi menjadi tidak mudah dan pernyataan bahwa berkomunikasi itu mudah tentunya adalah sebuah mitos dalam dunia komunikasi. Pernyataan berikutnya adalah kemampuan berkomunikasi adalah bakat atau bawaan lahir. Ada pendapat bahwa orang yang mampu berkomunikasi dengan baik memiliki bakat bawaan sejak lahir. Anak-anak yang cenderung cerewet dari kecil akan dengan mudah berkomunikasi. Namun pada kenyataannya hal ini juga merupakan mitos dalam dunia komunikasi. Manusia tidak secara otomatis mampu berkomunikasi, mereka perlu mempelajarinya baik dengan cara meniru orang lain ataupun melatihnya. Maka dari itu seharusnya tidak ada orang yang perlu merasa bahwa dirinya tidak berbakat dalam berkomunikasi, karena pada dasarnya kemampuan komunikasi dapat dilatih dan dikembangkan.
Selain tekun mendengarkan, siswa Sekolah Citra Berkat juga mempraktikkan materi yang sudah diberikan
Berikutnya dosen FIKOM memberikan pernyataan bahwa kesalahan kecil berpengaruh besar dalam komunikasi. Banyak orang merasa bahwa sedikit salah ketik atau salah kata tidak akan mengubah makna, toh komunikan yang dituju tetap paham apa yang sedang dibicarakan. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Coba bayangkan ketika mau Anda mengetik “beli bedak” namun Anda salah satu huruf yang kebetulan letak nya berdekatan di keyboard dari huruf D ke R dan Anda jadi mengetik “beli berak” tentu saja maknanya menjadi sangat berbeda. Mungkin teman Anda yang menerima pesan tersebut paham jika Anda kemungkinan salah ketik, namun kesalahan ini bisa membuat Anda ditertawakan oleh teman Anda dan Anda merasa malu bukan? Hal ini membuktikan kesalahan kecil dalam berkomunikasi bisa berdampak besar adalah fakta. Maka dari itu penting bagi kita untuk memperhatikan apa yang kita komunikasikan dan tidak asal-asalan dalam berkomunikasi. Kemudian sebagai penutup dosen FIKOM melontarkan pernyataan bahwa komunikasi verbal lebih “powerful” daripada komunikasi non-verbal. Perlu dipahami bahwa komunikasi verbal adalah segala jenis komunikasi yang menggunakan kata-kata didalamnya. Sedangkan komunikasi non-verbal adalah segala bentuk komunikasi diluar kata-kata itu sendiri, baik dalam bentuk bahasa tubuh, ekspresi, intonasi suara, dan simbol-simbol lainnya. Adapun menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, ditemukan bahwa komunikasi non-verbal memiliki dampak yang lebih kuat terhadap manusia dibandingkan komunikasi verbal. Sebagai contoh, jika pasangan Anda marah karena suatu hal, kemudian Anda bertanya “Apakah kamu masih marah?”. Secara verbal pasangan Anda mungkin bisa mengucapkan kata “Tidak”, namun bahasa tubuhnya yang membuang muka dan intonasi suaranya yang tinggi secara non-verbal membuat Anda memahami bahwa pasangan Anda masih marah. Namun pada praktiknya meskipun komunikasi non-verbal memiliki kekuatan yang lebih tajam dalam berkomunikasi, komunikasi verbal dan non-verbal tidak dapat dipisahkan penggunaannya pada kehidupan sehari-hari. Kedua jenis komunikasi ini dapat saling menguatkan dan memperjelas, meskipun kadang-kadang bisa menunjukkan pertentangan. Namun kedua jenis komunikasi ini akan membuat pola komunikasi antar manusia menjadi lebih berwarna.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
click this for more info https://www.uc.ac.id/fikom/
Log in Sign up