New On Air Schedule Coming Soon
Select time for
Penulis: Fikri Alvirhino, Azalea Abril Hermanto, Monika Teguh, Ignatius Ismojo Herdono
Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak penah luput dari kehidupan manusia, komunikasi sering dikaitkan dengan hubungan. “Komunikasi yang baik akan menghasilkan hubungan yang baik pula” dari hasil penelitian Wiwik Novianti (2017) dalam perkawinan, ternyata komunikasi seksual berkaitan erat dengan kepuasan hubungan dan menjadi salah satu kunci untuk menciptakan keharmonisan dalam perkawinan.
Namun pada kenyataannya di Indonesia, seksualitas masih menjadi topik yang tabu untuk dibicarakan. Sehingga berdampak pada pasangan yang sudah menikah dan tidak ingin membicarakan mengenai seksualitas meskipun dengan pasangannya sendiri. Mereka beranggapan bahwa topik ini bukanlah suatu hal yang pantas untuk dibicarakan sehingga mereka cenderung untuk menyimpan keinginan, kesukaan atau ketidaksukaannya atas pasangan. Seksualitas adalah wacana yang sangat dinamis dan selalu bergeser dipengaruhi oleh struktur gender dalam masyarakat (Huong, 2009).
Penulis mengungkapkan dari salah satu partisipan penelitiannya yang merupakan mantan pelacur, ia memaparkan alasan kliennya menggunakan jasanya karena klien tidak dapat mengungkapkan hasrat seksualnya kepada istrinya. Dari kasus ini kita dapat melihat bahwa komunikasi seksual sangat penting dalam suatu hubungan pernikahan, meliputi keterbukaan diri atas tindakan seksual yang diinginkan atau tidak diinginkan juga hal-hal seksual yang disukai atau tidak disukai oleh pasangan (Byers&Demmons, 1999).
Motivasi dan konsekuensi yang terjadi saat pasangan menyesuaikan gaya komunikasi mereka saat membicarakan topik-topik seksual berhubungan dengan Teori Akomodasi Komunikasi yang menjelaskan bagaimana dan mengapa kita menyesuaikan perilaku komunikasi kita terhadap tindakan orang lain (Littlejohn & Foss, 2009).
Dalam peneliytian yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan proses pengumpulan data melalui wawancara kepada narasumber melalui media daring. Penulis telah menentukan narasumber pada penilitian ini dengan kriteria seorang laki-laki atau perempuan dengan status dalam perkawinan dan tinggal bersama pasangannya dan tidak dalam hubungan jarak jauh.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, ternyata cukup banyak nrasumber yang sudah merasa nyaman dan bukan menjadi hal yang tabu bagi mereka untuk melakuakan komunikasi seksual bersama pasangan. Saata melakukan komunikasi seksual, beberap orang mencoba tidak terlalu memfokuskan pembahasan mengenai seks dan mencari topik lain seperti anak dan ekonomi untuk mengurangi rasa canggung saat melakukan komunikasi. Namun di sisi lain 3 dari 7 narasumber dengan rata-rata usia 22 tahun merasa kurang nyaman akan komunikasi seksual dan cenderung mrasa bukan pembahasan yang terlalu penting untuk didiskusikan bersama pasangan.
Penuis menyimpulkan dari penelitian yang dilakukan tampak bahwa istri menjadi pihak yang diharapkan dapat memfasilitasi dalam komunikasi seksual dalam sebuah hubungan untuk mereduksi adanya kemungkinan perselisihan di antara satu sama lain. Namun tanpa kita sadari hal tersebut juga dapat menjadi faktor potensial untuk menimbulkan pertikaian dalam perkawinan.
Komunkasi seksual diantara pasanagan suami istri semestinya menjadi hal yang perlu dilakukan sebagai salah satu aspek untuk mewujudkan hubugan romantis karena dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hasrat seksual dan menenetukan kepuasan hubungan serta seksual (Faulkner & Lannuti, 2010).
Komunikasi seksual yang efektif dapat dilakukan dengan berbagai cara agar dapat menciptakan situasi komu ikasi yang nyaman bagi kedua belah pihak. Dnagan memberikan stimulus kepada pasangan berupa cerita pengalaman diri sendiri dapat membantu pasangan untuk dapat menceritakan pengalamannya saat melakukan komunikasi seksual (Knox & Schacht, 2010). Dengan adanya komunikasi seksual diharapkan mampu memberikan efek yang baik terhadap hubungan perkawinan, karena sejatinya kenyamanan dalam hubungan merupakan tanggung jawab satu sama lain yang harus di berikan perhatian lebih.
Log in Sign up